Bagi pebisnis online mungkin familiar dengan istilah landing page. Tapi, sebetulnya apa itu Landing Page? Apa perbedaannya dengan website?
Singkatnya, membuat Landing Page yang baik sebetulnya jauh lebih gampang dibanding membuat sebuah website. Karena Landing Page hanya berisi satu halaman saja,. Dengan tujuan untuk membuat pengunjung memasukkan data seperti nomor HP, alamat email atau nomor kartu kredit mereka.
Nggak ada yang berat, kecuali tuntutan kreativitas dalam membuat Landing Page supaya bisa lebih menjual. Kreativitas di sini bukan cuma soal desain yang bagus dan menarik. Tapi juga soal bagaimana desain bisa menghasilkan conversion atau konversi untuk membuat pengunjung Landing Page melakukan tindakan spesifik yang kamu inginkan.
Apa itu Landing Page yang menghasilkan conversion?
Strategi Digital Marketing didasarkan pada satu tujuan, dan selalu membutuhkan pengalaman pengunjung untuk selalu terfokus pada tujuan tersebut. Pengalaman inilah yang nanti bisa mengubah mereka dari yang tadinya hanya pengunjung Landing Page menjadi pelanggan dari bisnis kamu.
Landing Page harus melayani tujuan dari strategi Digital Marketing yang telah ditentukan. Hal ini juga yang nantinya akan membentuk dasar dari desain yang menghasilkan conversion atau konversi. Nah kalau kamu membuat Landing Page tanpa gagasan seperti ini, kemungkinan besar kamu nggak akan berhasil mendapatkan pelanggan.
Dengan kata lain, inti dari ini semua adalah soal keberhasilan mengkolaborasikan antara persuasi/ajakan dan desain Landing Page yang kamu rancang untuk menghasilkan sebuah conversion dengan sempurna.
Terapkan Prinsip CCD (Conversion-Centered Design)
1. Prinsip Pertama: Pegang Perhatian Pengunjung
Seluruh halaman Landing Page kamu harus punya maksud untuk membujuk pengunjung agar mengambil suatu tindakan tertentu. Tindakan ini dapat berupa mengunduh E-Book, menggunakan layanan bisnis, membeli produk, atau apa pun yang ingin kamu capai dalam Landing Page.
Itu berarti setiap elemen di Landing Page kamu harus berkontribusi untuk tujuan ini. Semakin sedikit gangguan atau “kebocoran” yang ada di Landing Page yang kamu buat, maka akan semakin baik hasilnya.
Buat Rasio Perhatian 1:1
Landing Page lebih disarankan untuk punya rasio perhatian 1:1. Rasio perhatian di sini adalah soal perbandingan hal-hal yang diinginkan pembuat Landing Page dengan jumlah tindakan yang harus dilakukan pengunjung. Dan untuk sebuah kampanye pemasaran, jumlah rasio itu harus selalu satu banding satu.
Inilah sebabnya mengapa kampanye pemasaran wajib ditautkan ke satu halaman khusus. Ini akan sangat membantu, terutama dalam mengurangi gangguan pada halaman Landing Page. Tapi dalam kebanyakan kasus, banyak yang masih membuat opsi-opsi lain untuk pengunjung, sehingga mereka nggak fokus pada tujuan tertentu.
Jadi kalau iklan kamu masih tertaut ke website, atau Landing Page kamu masih banyak opsi tindakan, maka jumlah gangguan akan meningkat, dan hal ini akan berdampak buruk pada iklan yang kamu buat.
Hapus Navigation Bar
Karena Landing Page dibuat untuk satu tujuan tertentu, maka pengunjung harus terus berada di tempat itu. Jangan sampai ada “kebocoran” yang membuat mereka pergi ke halaman lain, karena itu akan mengalihkan perhatian fokus mereka. Untuk itu, kalau masih ada Navigation Bar atau opsi tindakan dengan tautan ke halaman berbeda di luar Landing Page, maka kamu harus menghapusnya.
Jangan Asal Pilih dan Letakkan Gambar
Meletakkan gambar atau objek visual lainnya di Landing Page memang menarik. Tapi bukan berarti itu dapat dilakukan secara asal! Karena gambar akan jadi satu hal yang bisa mempengaruhi fokus pengunjung. Gambar yang ingin kamu letakkan di Landing Page harus berkualitas tinggi atau berhubungan dengan iklan yang kamu buat, dan ingat ya, letakkan gambar sesuai dengan konteksnya.
Buat CTA yang Komunikatif
CTA atau call to action adalah satu bagian vital untuk iklan kamu. Karena lewat CTA pengunjung akan langsung melakukan tindakan sesuai yang kamu inginkan. Jangan pernah buat CTA membosankan seperti penggunaan kata “kirim”, atau “submit”. Tapi buatlah CTA yang lebih komunikatif tapi singkat seperti “Coba Gratis Sekarang!” atau “Klik Sebelum Terlambat”.
2. Prinsip Kedua: Letakkan Sesuatu dalam Konteks Iklan
Konteks iklan pada Landing Page harus kuat dan persuasif, sehingga dapat meningkatkan tingkat conversion atau konversi. Hal ini mengharuskan konten yang tersedia sesuai dengan referensi pengunjung. Seperti seberapa banyak hal yang sudah diketahui mereka, dan hal apa lagi yang perlu mereka ketahui agar kamu dapat meyakinkan mereka.
Apa yang disampaikan di Landing Page harus memberikan garis besar dengan singkat, tetapi tidak detail. Karena pada hakikatnya iklan memiliki batasan tertentu. Nah disinilah tugas kamu untuk menjaga “pesan” atau “ajakan” utama agar tetap sama dengan iklan secara keseluruhan, dan kamu harus terus memberi lebih banyak informasi yang membujuk.
Desain Landing Page juga harus mampu menjaga branding dan identitas dari iklan kamu, baik itu dari segi visual maupun brand voice. Visual mengacu pada warna atau bentuk dari iklan kamu, sedangkan brand voice mengacu pada nada komunikasi dan gaya penulisannya.
Pentingnya Judul di Landing Page
Judul adalah sarana utama yang dapat kamu gunakan untuk menyampaikan janji dan pesan yang ingin kamu sampaikan melalui iklan. Judul harus bagus, karena pengunjung cukup tertarik dengan motif utama yang ada pada judul di Landing Page.
Jadi, kecil kemungkinannya mereka akan pergi kalau kamu terus membujuk mereka dimulai dari judul dan kemudian diikuti oleh lebih banyak informasi dalam kerangka yang sama. Tentunya dengan kata-kata yang bukan omong kosong belaka.
Judul juga harus menyampaikan poin yang tepat dari kampanye iklan yang kamu buat, dan menjelaskan tentang apa isi halaman tersebut secara tersirat. Ada elaborasi yang cukup kuat di poin ini dan kamu perlu belajar lebih banyak, terutama dalam aspek penerapan desain yang berpusat pada conversion atau konversi.
Tapi mudahnya, judul harus selalu muncul di bagian atas untuk mengawali pusat perhatian, dan judul harus menjadi bagian teks yang paling berbeda di antara teks lain. Karena ini akan memberi tahu kegunaan utama produk/jasa dari bisnis kamu, dan tambahlah sedikit sub-judul untuk menguraikannya.
3. Prinsip Ketiga: Raih Hasil yang Jelas
Prinsip terakhir ini tampaknya merupakan prinsip yang cukup sederhana. Akan tetapi banyak orang yang abai, yang akhirnya membuat Landing Page mereka kurang menjual (entah itu pada konten maupun desain), dan hasilnya kurang jelas.
Menurut data yang dikutip dari Nielsen Norman Group, ternyata sekitar 79% pengunjung website atau Landing Page lebih sering memindai halaman yang mereka lihat daripada membaca informasi yang ada di dalamnya.
Jadi kalau kamu membuat pengunjung kesulitan mencari tahu dan malah nggak dapat informasi tentang penawaran atau iklan kamu di Landing Page, itu berarti tingkat conversion yang akan kamu dapatkan sangatlah rendah.
Hirarki Informasi
Di sinilah pentingnya kamu memahami hirarki informasi, yaitu urutan penyajian elemen pada Landing Page yang kamu buat. Unsur-unsur dalam hirarki informasi ini harus memiliki aliran yang tepat dan harus terhubung satu sama lain, dengan dibantu bahan-bahan visual yang diperlukan.
Fungsi utama memahami hal ini adalah supaya kamu bisa paham alur apa yang ingin kamu sampaikan melalui iklan di Landing Page dari awal hingga akhir. Dengan begitu pengunjung kamu akan mengerti maksud dari isi Landing Page, dan mereka akan dengan senang hati melakukan tindakan tertentu yang kamu inginkan.
Mungkin akan banyak pertanyaan yang muncul di benak kamu, apalagi kalau kamu adalah orang awam yang ingin tau apa itu Landing Page dan bagaimana cara membuatnya.
Nah, untuk masalah yang satu ini, kamu tenang aja. Karena sekarang ada E-Course Jago Bikin Website yang akan membantu kamu supaya bisa paham konsep-konsep dasar dalam pembuatan website termasuk Landing Page.
Jadi walaupun kamu awam, tapi dengan mengikuti E-Course Jago Bikin Website ini, kamu akan diajari sampai ahli bikin website tanpa ngoding sama sekali!
Tunggu apalagi, join E-Course-nya sekarang dan daftar langsung di sini: Daftar Jago Bikin Website