5 Transformasi Bisnis Digital dan Tantangannya

5 Transformasi Bisnis Digital dan Tantangannya

Transformasi bisnis digital sekarang telah jadi kata kunci yang populer, dan semua orang seolah membicarakannya. Karena mau gak mau hal ini harus diadaptasi hari ini. Beberapa perusahaan sudah mendapatkan manfaatnya, sementara yang lain masih berjuang pelan-pelan dengan melakukan perubahan dalam proses bisnis mereka.

Transformasi bisnis digital adalah istilah yang sangat luas, dan gak ada definisi tunggal tentangnya. Pendapat para ahli soal hal ini pun sangat berbeda. Misalnya, CEO Diageo Ivan Menezes mengatakan kalau transformasi bisnis digital bukan cuma tentang melakukan digital marketing, tapi tentang pemasaran yang efektif di dunia digital.

Brian Solis, seorang analis utama di Altimeter Group, juga mendefinisikan transformasi bisnis digital sebagai penyelarasan kembali. Atau dengan kata lain investasi baru dalam teknologi, model bisnis, dan proses. Tentunya supaya bisa sebuah bisnis bisa bersaing secara lebih efektif.

Hari ini penting bagi perusahaan atau brand untuk tetap mengikuti perkembangan. Artinya suka gak suka, mereka perlu melakukan transformasi bisnis digital guna meningkatkan pendapatan dan perluasan pasar mereka. Transformasi bisnis digital pada hakikatnya adalah masalah kelangsungan hidup sebuah bisnis di era teknologi.

Sedangkan pada saat yang sama, transformasi bisnis digital juga merupakan tantangan yang nyata bagi sebuah bisnis. Satu hal mengapa ini semua dianggap tantangan adalah; “transformasi bisnis digital begitu kompleks.” Dan pada artikel ini, kita akan membahasnya, dan kita akan cari tahu bagaimana cara mengatasinya.

Tantangan Manajemen Big Data

Source: Unsplash

Istilah “big data” mengacu pada jumlah informasi yang sangat besar sehingga sangat sulit untuk diproses menggunakan perangkat lunak biasa dan basis data tradisional atau manual. 

Manajemen big data yang efektif sangat penting untuk melakukan transformasi bisnis digital. Itulah sebabnya manajemen “big data” jadi salah satu tantangan bagi pebisnis yang mulai beralih ke pemasaran dunia digital.

Khususnya bagi perusahaan atau brand besar, mereka wajib mengumpulkan dan bekerja dengan sejumlah big data. Sekali lagi, mengelola, mengolah dan memproses big data merupakan tantangan. 

Faktanya, sekarang banyak perusahaan atau brand yang sampai harus mengelola berbagai sistem tertutup untuk mengolah data berisi potongan-potongan informasi tentang operasi pelanggan, perilaku, dan sebagainya.

Data pelanggan adalah inti dari setiap perusahaan top di dunia. Facebook, Airbnb, Uber, dan Amazon, mereka mencapai kesuksesan karena berhasil memanfaatkan semua data pelanggan mereka.

Facebook, misalnya, mereka memiliki tim ilmu data yang menganalisis kebiasaan dan perilaku dari jutaan orang. Pengoperasian yang efisien gak mungkin dilakukan jika data gak diatur ke dalam satu sistem. Itu artinya bahwa, pengelolaan big data yang efektif akan menentukan keberhasilan sebuah perusahaan.

Dalam beberapa kasus, solusi terbaik adalah mengumpulkan dan memusatkan big data ke dalam satu platform. Jika data disimpan di satu tempat, maka semua anggota staf dapat mengaksesnya kapan pun mereka membutuhkannya. Hal ini memungkinkan pengelolaan dan proses pengolahan data akan jauh lebih baik.

Ada beberapa solusi untuk masalah pengelolaan big data ini. Contohnya termasuk Microsoft, Google Cloud Platform, Oracle Big Data Solutions, dan masih banyak lagi. Semua platform ini memiliki beberapa fitur umum, seperti:

  1. Memungkinkan pengorganisasian dan pengelolaan data besar di cloud.
  2. Memberikan fleksibilitas dan skalabilitas yang lebih cepat.
  3. Melindungi investasi dan data perusahaan.

Tantangan Menemukan Tim yang Tepat

Source: Unsplash

Transformasi bisnis digital membutuhkan orang-orang dengan keahlian khusus untuk memimpin dan mengelola perubahan organisasi/bisnis. Hal ini dapat mencakup, misalnya, adopsi kecerdasan buatan (Artificial Intellegent), Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), Internet of Things, dan banyak teknologi lainnya.

Orang-orang dengan pendidikan pemasaran tradisional kurang cocok dengan dunia bisnis digital. Itu karena mereka gak punya basic pengetahuan yang relevan untuk melakukan transformasi bisnis digital secara efektif. 

Walau pada substansinya sama, yaitu sama-sama melakukan pemasaran. Hanya saja dunianya yang sudah berbeda. Maka menemukan tim yang bisa bergerak bersama dalam transformasi bisnis digital adalah tantangan tersendiri.

Selain itu juga, keahlian staf/tim dalam hal ini secara langsung akan mempengaruhi kemampuan perusahaan. Khususnya untuk menggabungkan teknologi baru ke dalam pemasaran mereka. Akibatnya, perusahaan mau gak mau harus beradaptasi dengan tuntutan perubahan zaman. 

Jadi, mempekerjakan orang yang tepat dengan pengetahuan yang benar (tentang bisnis digital), adalah faktor penting untuk keberhasilan transformasi bisnis digital.

Salah satu cara mudahnya adalah dengan memanfaatkan agency digital marketing seperti Jadi Jago.Com yang sudah memiliki pengalaman dalam membantu para pebisnis bertransformasi ke bisnis digital. Untuk info lengkapnya bisa follow IG @JadiJagoDotCom atau klik link berikut ini: Tentang Jadi Jago Dot Com.

Tantangan Memahami Perilaku Pelanggan Digital

Source: Unsplash

Pelanggan di dunia digital saat ini sangatlah cerdas dan kritis. Mereka mengharapkan pengalaman luar biasa dari perusahaan atau brand. Harapan yang tinggi ini mendorong inovasi dan menyebabkan perusahaan atau brand harus berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka.

Forrester Research mendefinisikan sebuah perusahaan atau brand yang memprioritaskan pengalaman pelanggan sebagai perusahaan yang baik. Karena mereka punya strategi, energi, dan anggaran yang disalurkan ke target yang tepat. Mereka menggunakan keterlibatan pelanggan, dan memprioritaskan hal ini daripada mempertahankan strategi pemasaran yang tradisional.

Untuk transformasi bisnis digital yang sukses, pelanggan harus menjadi titik sentral untuk semua perubahan. Untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, strategi pemasaran harus lebih dipersonalisasi. Nah tantangannya adalah, perusahaan atau brand perlu memahami kebutuhan spesifik dari pelanggan mereka dan menguraikan keseluruhannya.

Menurut Altimeter Group, teknologi bukanlah faktor terpenting dalam transformasi bisnis digital. Justru harapan dan pengalaman pelanggan lah yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan atau brand dalam pemasarannya.

Saat memutuskan untuk beralih ke bisnis digital, perusahaan atau brand harus menganalisis apa yang sebenarnya kurang dari sisi pelanggan mereka. Kemudian perusahaan atau brand perlu mengetahui indikatornya. Di sini penting sebuah bisnis bisa memenuhi indikator tersebut sampai cocok atau sesuai dengan pelanggan mereka.

Masih menurut Altimeter Group, 55% eksekutif pemasaran hari ini berpikir bahwa; “perilaku dan preferensi pelanggan yang berkembang” adalah faktor penting untuk perubahan dan kesuksesan sebuah bisnis.

Namun 71% dari mereka menyatakan bahwa tantangan terbesar dari semua itu adalah memahami secara spesifik perilaku pelanggan dan apa dampaknya bagi perusahaan atau brand.

Tantangan Mengatasi Paradoks Digital Marketing

Source: Unsplash

Sudah gak diragukan lagi, banyak pebisnis yang berbicara tentang betapa pentingnya transformasi bisnis digital. Tapi paradoksnya adalah, selama pendapatan cukup tinggi, dan manajer keuangan cukup puas dengan itu, para eksekutif perusahaan pasti akan cenderung berpikir; “untuk apa melakukan transformasi bisnis digital? Gak ada urgensinya!”

Sementara itu, perusahaan lain —kompetitor— sudah memperkenalkan peningkatan digital yang baik. Maka untuk menghindari kekalahan dari kompetitor, perusahaan perlu bekerja dan mengkomunikasikan visi yang jelas untuk melakukan transformasi bisnis digital.

Ada hasil penelitian menarik dari Capgemini tentang “The Digital Talent Gap: Mengembangkan Keterampilan untuk Organisasi Digital Hari Ini”. Di situ disebutkan bahwa 87% perusahaan saat ini berpikir bahwa transformasi bisnis digital memberikan keunggulan.

Selain itu, 78% eksekutif perusahaan menganggap kalau transformasi bisnis digital sebagai bagian penting dari pertumbuhan perusahaan mereka.

Itu artinya transformasi bisnis digital benar-benar merupakan masalah yang mendesak dan penting. Kalau gak segera diadopsi pada waktu yang tepat, maka hal ini dapat menimbulkan penyesalan.

Karena dengan transformasi bisnis digital, sebuah perusahaan bisa terbantu untuk melampaui pesaing atau kompetitornya. Tentu saja, itu berarti sebuah bisnis akan mendapatkan keuntungan lebih dari pasar yang lebih luas.

Tantangan Beralih ke Smartphone

Source: Unsplash

Perjalanan pelanggan dipengaruhi oleh teknologi seluler yang berkembang dan menyebar dengan cepat. Perkembangan pesat ini berkontribusi pada kebutuhan pelanggan, dan semakin cepatnya akses informasi.

Software yang dulunya hanya digunakan di PC, kini diharapkan bisa diakses juga di perangkat smartphone. Jadi, memenuhi kebutuhan pelanggan digital melalui smartphone merupakan tantangan nyata bagi banyak perusahaan dewasa ini.

Bagi perusahaan atau brand yang situs web-nya atau bahkan servisnya gak mematuhi standar ramah smartphone akan terancam kehilangan posisi dan peluang mendapatkan pelanggan.

Google sendiri telah mengumumkan bahwa mereka akan memaksimalkan peralihan fokus ke smartphone. Artinya, halaman mesin pencari mereka atau servis lainnya, akan mulai mengedepankan kenyamanan untuk para pelanggan yang memakai smartphone.

Kesimpulan yang Harus Diambil

Source: Unsplash

Pada intinya, di dunia yang modern seperti saat ini, transformasi bisnis digital merupakan kebutuhan bagi perusahaan atau brand untuk tetap kompetitif dan memenangkan pasar baru.

Namun, proses transformasi akan sangat berat dan penuh dengan tantangan. Setidaknya, ini beberapa kesimpulan yang mesti para pebisnis ambil jika memutuskan untuk bertransformasi ke dunia bisnis digital

  1. Manajemen big data perusahaan, terutama ketika diatur dalam sistem yang tertutup, merupakan tantangan yang nyata. Akan menjadi lebih mudah kalau semua data dikumpulkan dalam satu platform.
  2. Tanpa tim yang berpengalaman, transformasi bisnis digital gak mungkin dilakukan. Karena staf/tim perusahaan butuh pengetahuan yang lebih spesifik tentang teknologi dan kebutuhan pelanggan di dunia digital.
  3. Banyak perusahaan atau brand memiliki masalah dalam memperkirakan dan memenuhi kebutuhan pelanggan di dunia digital. Maka perbaikan harus dimulai bukan dari teknologi digitalnya, namun dari informasi tentang pengalaman pelanggan secara lebih spesifik.
  4. Bagi perusahaan atau brand yang masih berpikir bahwa transformasi bisnis digital gak begitu mendesak, mereka sebenarnya membuang-buang waktu berharga untuk berkembang. Dan pada akhirnya mereka akan menyesal karena kalah dari para kompetitornya.
  5. Transformasi bisnis digital dipengaruhi oleh perkembangan smartphone. Tapi masih banyak perusahaan atau brand yang meremehkan betapa pentingnya hal ini, dan akibatnya, mereka kehilangan pelanggan potensial.
Related Posts
Leave a Reply